Halaman

Sabtu, 08 Oktober 2011

KETIKA BANGSA DIAMBANG KEHANCURAN


Buanglah Sampah Pada Tempatnya!
Sederhana namun besar, itulah kalimat sepele yang sering kita jumpai di berbagai tempat – tempat umum di mana saja. Sungguh sangat ironis, seorang yang sehabis memakan sesuatu dengan kemasan dan pada saat itu posisi orang tersebut tidak jauh dari tempat sampah dan setelah selesai memakan makanan yang ia miliki lalu dibuang begitu saja. Bahkan lebih parah lagi, tempat sampah yang telah disediakan begitu banyaknya, tetapi tidak pada kenyatanyaannya, seolah berjuta-juta lembaran sampah berserakan di sekeliling tempat sampah tersebut, lalu, apa gunanya tempat sampah selama ini bagi masyarakat Indonesia?

Bertolak ukur dari Negara – Negara maju di dunia seperti Jepang, masyarakatnya sudah tidak mengenal membuang sampah pada tempatnya lagi, lalu diapakan oleh mereka ?, mereka mendaur ulang kembali seluruh sampah – sampah yang mereka miliki, mereka pisahkan antara sampah organic dan non-organik, karena apa? Karena kesadaran dan nasionalisme mereka terhadap Negara mereka begitu tinggi, Negara dengan keterbatasan Sumber Daya Alam tetapi memiliki Sumber Daya Manusia berkualitas yang melimpah.
Bercermin pada pribadi bangsa Indonesia, sungguh sangat memprihatinkan, seolah – olah saling mengandalkan dan saling melempar tugas, dan tidak memiliki rasa kepedulian yang tinggi dengan menggunakan prinsip “ini bukan sampah saya”. Jika telah memegang teguh prinsip seperti itu, dengan hitungan jari kita dapat merasakan kehancuran Negara ini, tidak hanya hancurkan dalam moral dan pribadi bangsa, juga hancur lebur akibat bencana besar yang diakibatkan oleh hal sepele yang kita anggap bukan milik kita itu.
Lalu salah siapakah semua ini?, Pemerintahkah? Atau Masyarakatkah?
tidak bisa dipungkiri, seluruh komponen penyusun yang ada dalam suatu Negara ini turut bertanggung jawab atas Negara ini, Indonesia yang kaya akan kilau laut biru tak berujung, terjal gunung melebar sayap – sayap hutannya terlukiskan di atas kanvas Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Ribuan jenis Flora dan Fauna yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, berbagai macam suku bangsa, agama, ras, dan kebudayaan Indonesia apakah harus hancur diambang kebinasaan karena hal sekecil ini?
Berangkat dari pengalaman dan berbagai akibat yang kita dapatkan, kita dapat belajar dari apa yang telah kita rasakan, membuat sebuah kebiasaan-kebiasaan yang luar biasa yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan sehari – hari, dengan melakukan sebuah usaha kecil seperti hanya memegang sampah yang kita miliki dan jika bisa kita simpan dahulu baik di dalam saku pakaian kita atau di mana saja asalkan tidak dibuang sembarangan sampai setelah kita menemukan tempat sampah yang layak untuk digunakan fungsinya tersebut. Memang cukup berat bagi kita untuk melakukan hal sekecil itu, perasaan malu, risih, tidak nyaman mungkin akan melanda diri kita, terang saja, dengan mengantongi sampah dalam diri kita pastinya akan membuat tidak nyaman diri kita, tapi jika kita memegang teguh prinsip, ”sebuah hal yang kecil akan berpengaruh besar terhadap sebuah hal yang besar” dalam artian, dengan melakukan hal sekecil apapun selagi itu bersifat postif itu akan sangat berdampak besar bagi sebuah hal yang besar. Untuk itu diperlukan mental dan keinginan kita untuk melakukan itu semua, rasa malu dan membuat tidak nyaman badan kita harus kita nikmati dan kita bawa enjoy, karena jika kita telah terbiasa melakukan hal tersebut, berat rasanya tangan ini untuk membuang sembarangan sampah yang kita miliki, walau sekecil apapun itu.


                                                                                                                                                                -Wardian Dwi Fresha-

0 Nasihat Jon:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Marbot Kadu Sikat WC | Kamar Mandi Wangi - KAMMI KOM.UNTIRTA | Pokoknya Nyaman